Jumat, 29 November 2013

Dengan Majunya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Sehingga Menghilangkan Strata Sosial Dalam Masyarakat

Tema : Pelapisan Sosial Dan Kesamaan Derajat

            Struktur sosial adalah susunan masyarakat secara hierarkis, baik secara vertikal maupun secara horizontal. Sifatnya dinamis sesuai dengan perkembangan zaman. Menurut Maurice Duverger Struktur sosial mencakup keterampilan teknologis, lembaga-lembaga dan kultur. Sedangkan menyangkut hal perubahan struktur sosial tentunya tak lepas dari faktor yang menyebabkan perubahan itu sendiri. Apabila diteliti lebih mendalam sebab terjadinya suatu perubahan pada masyarakat, biasanya akibat sesuatu yang dianggap sudah tidak lagi memuaskan, sehingga manusia berupaya untuk mengatasinya dengan segala cara, salah satunya adalah menciptakan teknologi. Secara garis besar faktor penyebab perubahan dapat dikelompokkan dalam dua perspektif, yaitu materialistic factors dan idealistic factors.
Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan budaya. Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagian, yang meliputi kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat dan lainnya. Ruang lingkup perubahan kebudayaan lebih luas dibandingkan perubahan sosial. Namun demikian dalam prakteknya di lapangan kedua jenis perubahan perubahan tersebut sangat sulit untuk dipisahkan menurut pemikiran S. Soekanto, 1990. Perubahan kebudayaan bertitik tolak dan timbul dari organisasi sosial. Pendapat tersebut dikembalikan pada pengertian masyarakat dan kebudayaan. Masyarakat merupakan sistem hubungan dalam arti hubungan antar organisasi dan bukan hubungan antar sel. Kebudayaan mencakup segenap cara berfikir dan bertingkah laku, yang timbul karena interaksi yang bersifat komunikatif seperti menyampaikan buah pikiran secara simbolik dan bukan warisan karena keturunan (Davis, 1960). Soemardjan (1982), mengemukakan bahwa perubahan sosial dan perubahan kebudayaan mempunyai aspek yang sama yaitu keduanya bersangkut paut dengan suatu cara penerimaan, cara-cara baru atau suatu perbaikan dalam cara suatu masyarakat memenuhi kebutuhannya, dan untuk itu manusia menciptakan teknologi sebagai wujud usaha mereka untuk mencapai keinginan dan memenuhi kebutuhannya.

Pengaruh negatif teknologi di bidang Ilmu Pengetahuan / keterampilan teknologis
1. Hambatan dari dunia artifisial
            Memang tidak semua orang terkena imbas dari teknologi. Baik dari penggunaan yang disengaja maupun tidak disengaja (karena faktor lingkungan), namun sebenarnya banyak pula pengaruh teknologi yang tanpa disadari sudah menghambat seseorang dalam memperoleh ilmu maupun mengembangkan bakat lainnya, karena teknologi mampu memenjarakan seseorang dalam ketergantungan dan mengekang manusia dalam kesadarannya mengenai makna dari keaslian benda maupun nilai-nilai ilmu. Hal ini diakibatkan oleh efek dari penggunaan teknologi itu sendiri maupun karena kebiasaan penggunanya yang menggantungkan banyak hal dengan bantuan teknologi. Sebagai contoh nyatanya dampak teknologi terhadap ilmu pengetahuan dan keterampilan teknologis jika di pandang dari sudut negatifnya adalah:
-Terpenjara oleh teknologi
Seseorang yang terpenjara oleh teknologi (seperti para pecandu game) sehingga menguras waktu dan perlahan mengubah cara berfikirnya mengenai ketidakpentingan lagi dalam hal lain termasuk ilmu pengetahuan / pendidikan yang seharusnya mampu memberikan skill atau keterampilan pada orang tersebut
-Kesesatan pada dunia artifisial
Dunia tiruan dalam makna atau sudut pandang budaya mengandung arti seperti nilai nilai kehidupan misalnya sosialisasi / komunikasi antar manusia yang digantikan dengan internet atau media jejaring sosial. Sedangkan dalam konteks ilmu / pendidikan sendiri dunia tiruan banyak mempengaruhi pemikiran manusia akan pengetahuan, dimana mereka banyak mengambil pelajaran dari dunia tiruan (dalam konteks internet) untuk dijadikan acuan bahkan guru, sekalipun pada dasarnya banyak kesalahan penafsiran yang terjadi di internet sehingga akan menyesatkan seseorang dalam mengembangkan ilmu atau bakatnya.
2. Penyalahgunaan keterampilan teknologis
            Pada awalnya semua pendidikan ditujukan untuk mendapatkan perubahan yang bersifat positif, namun pada akhirnya sering kali tujuan itu diselewengkan dengan berbagai alasan. Contohnya adalah kasus prostitusi,penculikan, pemerkosaan hingga pembunuhan yang dilakukan melalui media jejaring sosial. Contoh lainnya adalah Seorang Hacker dengan kemampuannya melakukan penerobosan sistem sebuah lembaga atau perusahaan, mereka dapat melakukan perampokan dengan tidak perlu merampok langsung ke Bank dan tempat-tempat lainnya, cukup dengan melakukan pembobolan   system keuangan atau informasi penting, maka mereka akan dapat keuntungan, dan sulit untuk dilacak pelakunya. Selain itu, dengan adanya pengolahan data dengan system Teknologi, sering kali kita temukan adanya terjadi kecurangan dalam melakukan analisis data hasil penelitian yang dilakukan oleh siswa ataupun mahasiswa, ini mereka lakukan untuk mempermudah kepentingan pribadi, dengan mengabaikan hasil penelitian yang dilakukan.
Pengaruh negatif teknologi terhadap bidang sosial  dan budaya:
1. Stratifikasi yang memicu konflik
Dalam penilaian Marx, penguasaan keterampilan teknologi selain untuk pemenuhan kebutuhan primer dan sekunder Marx juga melihat pada moda produksi kapitalis bersifat labil dan pada akhirnya akan hilang. Hal ini disebabkan pola hubungan antara kaum kapitalis dan kaum buruh yang bercirikan pertentangan akibat eksploitasi besar-besaran oleh kaum kapitalis. Kaum buruh merupakan kaum proletar yang kesemuanya telah menjadi “korban” eksploitasi kaum borjuis. Marx meramalkan akan terjadi suatu keadaan dimana terjadi kesadaran kelas di kalangan kaum proletar. Kesadaran kelas ini membawa dampak pada adanya kemauan untuk melakukan perjuangan kelas untuk melepaskan diri dari eksploitasi, perjuangan ini dilakukan melalui revolusi. Menurut Marx terdapat tiga tema menarik ketika kita hendak mempelajari perubahan sosial, yaitu :
1.Perubahan sosial menekankan pada kondisi materialis yang berpusat pada perubahan cara atau teknik produksi material sebagai sumber perubahan sosial budaya.
2. Perubahan sosial utama adalah kondisi material dan cara produksi dan hubungan sosial serta norma-norma kepemilikan.
3. Manusia menciptakan sejarah materialnya sendiri, selama ini mereka berjuang menghadapi lingkungan materialnya dan terlibat dalam hubungan-hubungan sosial yang terbatas dalam proses pembentukannya. Kemampuan manusia untuk membentuk sejarahnya sendiri dibatasi oleh keadaan lingkungan material dan sosial yang telah ada.
Selain Marx, tokoh yang menyajikan pendapat tentang perspektif materialis adalah Ogburn. Ogburn menyoroti mengenai teknologi yang telah menyebabkan perubahan sosial di Amerika. Ogburn berpendapat bahwa budaya material berubah lebih cepat dibandingkan dengan budaya non material yang dapat menyebabkan terjadinya cultural lag. Teknologi dapat menyebabkan perubahan sosial melalui tiga cara yang berbeda, yaitu:
1. Teknologi baru mampu meningkatkan berbagai kemungkinan dalam masyarakat. Suatu hal yang tidak mungkin dilakukan pada masa lalu akan menjadi mungkin dengan teknologi.
2. Teknologi baru merubah pola interaksi dalam masyarakat.
3. Teknologi baru menyebabkan terjadinya berbagai permasalahan hidup baru bagi masyarakat

Perubahan lain yang sangat mendasar adalah munculnya kelas ekonomi baru yaitu kaum pemilik modal (pengusaha) dan buruh. Karena moda produksi merupakan gabungan antara kekuasaan produksi (forces of production) dan hubungan produksi (relation of production). Unsur hubungan produksi disini menunjuk pada hubungan institusional atau hubungan sosial dalam masyarakat yang pada artinya menunjuk pada struktur sosial. Karakteristik hubungan produksi ini sekaligus merupakan faktor penciri yang membedakan satu dan tipe lain dari moda produksi dalam masyarakat.
2. Berkurangnya rasa sosial
Dalam mengikuti perkembangan zaman kita sebagai konsumen dari teknologi, banyak kontradiksi yang terjadi di dalam menjalankan kehidupan sosial disebabkan oleh kemajuan teknologi pada saat ini membuat kepentingan individu lebih tinggi dari kepentingan umum-nya, dengan kata lain, kemajuan teknologi membuat rasa sosial seseorang berkurang. Dan dampak dari kemajuan teknologi berpengaruh pada hubungan keluarga, sejawat serta lingkungan kehidupan keseharian yang mengakibatkan manusia secara individu terdorong untuk menutup diri dari lingkungan sekitar kehidupannya. Misalnya saja dengan hadirnya media komunikasi seperti phonsel, internet dan lain sebagainya.
Dalam kemajuan teknologi rasa sosialisasi manusia semakin berkurang dan banyak menimbulkan rasa prasangka terhadap sesama, sehingga dalam pertumbuhan sosial manusia saat ini banyak terjadi perselisihan antara satu dengan yang lain-nya, oleh karena itu, pertumbuhan sosial sangat di pengaruhi oleh perkembangan teknologi yang menyebabkan adanya kemajuan dan kemunduran di dalamnya, sehingga mengarahkan pertumbuhan sosial pada saat ini untuk melakukan kehidupan secara individualistis dan lebih ke-efesiensi. Hal ini sangat jelas terasa dalam kehidupan pada saat ini, sehingga kemajuan teknologi memaksa terjadinya perubahan sosial dalam bidang pola hidup seseorang untuk menjadi seseorang yang kapitalisme dan menciptakan seseorang tumbuh dengan kepentingan pribadi lebih tinggi dari kepentingan umum.
Pengaruh positif teknologi di bidang Ilmu Pengetahuan / keterampilan teknologis (Perspektif Materialis):
1. Penguasaan keterampilan teknologi untuk pemenuhan kebutuhan primer dan sekunder
   Kubu perspektif materialis memandang bahwa perubahan sosial terjadi karena adanya faktor material yang menyebabkannya. Faktor material tersebut diantaranya adalah faktor ekonomi dan teknologi yang berhubungan dengan ekonomi produksi. Pada dasarnya, perspektif ini menyatakan bahwa teknologi baru atau moda produksi baru menghasilkan perubahan pada interaksi sosial, organisasi sosial dan pada akhirnya menghasilkan nilai budaya, kepercayaan dan norma.Perspektif materialistis bertumpu pada pemikiran Marx yang menyatakan bahwa kekuatan produksi berperan penting dalam membentuk masyarakat dan perubahan sosial. Marx memberikan penjelasan bahwa pada masa teknologi masih terbatas pada kincir angin memberikan bentuk tatanan masyarakat yang feodal, sedangkan ketika mesin uap telah ditemukan tatanan masyarakat menjadi bercirikan industrial kapitalis. Perspektif ini melihat bahwa bentuk pembagian kelas-kelas ekonomi merupakan dasar anatomi suatu masyarakat.
Peran penemuan teknologi baru di dalam perubahan sosial sangat besar, karena dengan adanya penemuan teknologi baru menyebabkan perubahan moda produksi dalam masyarakat. Masuknya teknologi telah dapat meningkatkan produktivitas dan pada akhirnya menghasilkan kesempatan kerja pada industri-industri baru yang bermunculan di kota besar.
2. Pengembangan bakat teknologis
            Dengan adanya satu teknologi yang di temukan dan berguna bagi manusia, maka secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi pola fikir masyarakat untuk membuat teknologi serupa bahkan lebih inovatif yang tak lain untuk mendukung mobilitas dan meningkatkan taraf hidup. Hal ini terbukti dari makin beragamnya aneka macam teknologi di sekitar kita mulai dari teknologi yang bersifat komersil, teknologi yang bersifat edukasi, hiburan maupun alat bantu dalam menyelesaikan atau mendukung kinerja manusia, seperti  halnya komputer dan telepon. Telepon merupakan alat komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan suara (terutama pesan yang berbentuk percakapan). Kebanyakan telepon beroperasi dengan menggunakan transmisi sinyal listrik dalam jaringan telepon sehingga memungkinkan pengguna telepon untuk berkomunikasi dengan pengguna lainnya.Sejarah perkembangan dimulai dari tahun 1940, yaitu telepon mobile pertama kali digunakan secara komersial. Kemudian terus berkembang hingga seperti sekarang ini Contoh dari perkembangan telepon cukup memberikan suatu asumsi bagi kita bahwa dari waktu kewaktu teknologi akan terus berkembang karena faktor persaingan, gaya hidup, dan untuk pemenuhan keinginan manusia. Dengan satu teknologi manusia senantiasa belajar dan memahami teknologi tersebut untuk dikembangkan dan telah terbukti bahwa teknologi juga membawa peranan penting dalam keterampilan penguasaan teknologis.
Pengaruh positif teknologi di bidang sosial  dan budaya:
1. Kerjasama antar varian kelas
Kelas dalam pandangan Weber merupakan sekelompok orang yang menempati kedudukan yang sama dalam proses produksi, distribusi maupun perdagangan. Pandangan Weber melengkapi pandangan Marx yang menyatakan kelas hanya didasarkan pada penguasaan modal, namun juga meliputi kesempatan dalam meraih keuntungan dalam pasar komoditas dan tenaga kerja. Keduanya menyatakan kelas sebagai kedudukan seseorang dalam hierarkhi ekonomi. Sedangkan status oleh Weber lebih ditekankan pada gaya hidup atau pola konsumsi. Namun demikian status juga dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti ras, usia dan agama (Beteille, 1970).
Kemunculan kelas-kelas sosial baru dapat terjadi dengan adanya dukungan perubahan moda produksi sehingga menimbulkan pembagian dan spesialisasi kerja serta hadirnya organisasi modern yang bersifat kompleks. Perubahan tatanan masyarakat dari yang semula tradisional agraris bercirikan feodal menuju masyarakat industri modern memungkinkan timbulnya kelas-kelas baru. Kelas merupakan perwujudan sekelompok individu dengan persamaan status. Status sosial pada masyarakat tradisional seringkali hanya berupa ascribed status seperti gelar kebangsawanan atau penguasaan tanah secara turun temurun. Seiring dengan lahirnya industri modern, pembagian kerja dan organisasi modern turut menyumbangkan adanya achieved status, seperti pekerjaan, pendapatan hingga pendidikan.
Oleh karena itu dipertanyakan bagaimana peranan teknologi dalam usaha mengatasi kemiskinan dan membatasi alternatif pemecahan masalah serta mempengaruhi hasilnya. Fenomena teknologi pada masyarakat kini, menurut Sastrapratedja (1980) memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 
1. Rasionalitas, artinya tindakan spontan oleh teknik diubah menjadi tindakan yang direncanakan dengan perhitungan rasional.
2. Artifisialitas, artinya selalu membuat sesuatu yang buatan tidak alamiah.
3. Otomatisme, artinya dalam hal metode, organisasi dan rumusan dilaksanakan serba otomatis. Demikian pula dengan teknik mampu mengeliminasikan kegiatan non-teknis menjadi kegiatan teknis.
4. Teknis berkembang pada suatu kebudayaan.
5. Monisme, artinya semua teknik bersatu, saling berinteraksi dan saling bergantung.
6. Universalisme, artinya teknik melampaui batas-batas kebudayaan dan ideology, bahkan dapat menguasai kebudayaan.
7. Otonomi, artinya teknik berkembang menurut prinsip-prinsip sendiri.

DAFTAR PUSTAKA :


Tari Cokek Yang Sudah Punah

TEMA : Penduduk, Masyarakat dan Kebudayaan

Tari Cokek berkembang di daerah Betawi pada bad ke-19. Mulanya pertunjukan cokek ditarikan di rumah juragan-juragan atau tuan tanah untuk menghibur tamu yang datang. Kemudian, tari cokek berkembang menjadi tari pergaulan. Pada masa kini, tari cokek sering dipertunjukan dalam acara hajatan seperti perkawinan, sunatan, dan lain-lain. Tari cokek model baru memberi pesan pentingnya pergaulan yng baik dalam masyarakat.
Asal-muasal kata cokek dapat dijelaskan melalui dua versi. Versi yang pertama adalah karena tarian ini diperkenalkan oleh seorang tuan tanah asal Cina yang bernama Tan Sio Kek. Versi kedua menjelaskan bahwa kata Cokek berasal dari bahasa Hokkian, yaitu Cio Kek, yang artinya penari perempuan. Bahasa Hokkian memang banyak digunakan oleh para perantau Cina di Betawi karena memang banyak dari mereka yang berasal dari daerah Hokkian. Daerah Hokkian merupakan salah satu provinsi di Negara Cina.
Dalam perkembangannya, para penari Cokek disebut sebagai Wayang Cokek. Jumlah penari Cokek sekurang-kurangnya dua orang, yaitu sepasang penari laki-laki dan perempuan. Penari utamanya adalah perempuan. Pada zaman dahulu, yang menari hanyalah perempuan saja sedangkan penari laki-lakinya adalah para penonton yang diajak untuk ikut menari. Sekarang, para laki-laki pun ikut menari Cokek dan memakai pakaian yang sepadan dengan penari perempuannya.
Saat ini lau-lagu yang biasa dimainkan untuk mengiringi tari Cokek adalah lagu khas Betawi seperti: Gelatik Nguk-Nguk, Cente Manis, Surilang Enjot-Enjotan, Sirih Kuning, Keramat Karem, dan lain-lain.
Sayangnya, saat ini tari Cokek sudah mulai ditinggalkan oleh penduduk Jakarta. Warga asli Betawi pun sudah tidak menari Cokek lagi. Mereka saat ini lebih banyak tertarik pada hiburan lain seperti musik pop, jazz, rock, R n B, dll.
Kelompok tari Cokek yang masih tersisa kini bertahan di daerah pinggiran Jakarta seperti : Bekasi, Bogor dan Tangerang. Para penari dan pemain musiknya pun sudah berusia lanjut.
Dalam mengapresiasi dan mengekspresikan tari Cokek, ada beberapa nilai luhur yang bisa kita pelajari. Tari Cokek dilakukan berpasang-pasangan antara perempuan dan laki-laki. Setiap pasang penari harus kompak dan mau bekerja sama dengan baik. Kalau tidak bekerja sama dengan baik, tariannya akan menjadi kacau.
Upaya untuk melestarikan dan mengeksistensikan budaya antara lain:
1.Dengan kita mempelajari tari cokek.
2.Belajar mendalami tari cokek dan memperkenalkanya pada saat hari-hari penting atau upacara kedaerahan.
3.Selain belajar tarian cokek kita juga bisa mempelajari tarian dari daerah lain.
4.Memupuk semangat generasi muda agar bangga dengan tarian nusantara.
5.Selalu mengasah ketrampilan agar nantinya bisa dipentaskan dalam acara kenegaraan sehingga tari cokek dikenal dimata Nasional dan Internasional.
6.Membuat suatu wadah atau lembaga untuk menyalurkan bakat dan kreatifitas generasi muda dalam hal tari cokek.

DAFTAR PUSTAKA

Minggu, 24 November 2013

Tenaga Kerja Indonesia


Tema : Warga Negara dan Negara
          
      Tenaga Kerja Indonesia (disingkat TKI) adalah sebutan bagi warga negara Indonesia yang bekerja di luar negeri (seperti Malaysia, Timur Tengah, Taiwan, Australia dan Amerika Serikat) dalam hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu dengan menerima upah. Namun demikian, istilah TKI seringkali dikonotasikan dengan pekerja kasar. TKI perempuan seringkali disebut Tenaga Kerja Wanita (TKW).
      TKI sering disebut sebagai pahlawan devisa karena dalam setahun bisa menghasilkan devisa 60 trilyun rupiah (2006), tetapi dalam kenyataannya, TKI menjadi ajang pungli bagi para pejabat dan agen terkait. Bahkan di Bandara Soekarno-Hatta, mereka disediakan terminal tersendiri (terminal III) yang terpisah dari terminal penumpang umum. Pemisahan ini beralasan untuk melindungi TKI tetapi juga menyuburkan pungli, termasuk pungutan liar yang resmi seperti punutan Rp.25.000,- berdasarkan Surat Menakertrans No 437.HK.33.2003, bagi TKI yang pulang melalui Terminal III wajib membayar uang jasa pelayanan Rp25.000. (saat ini pungutan ini sudah dilarang)
      Pada 9 Maret 2007 kegiatan operasional di bidang Penempatan dan Perlindungan TKI di luar negeri dialihkan menjadi tanggung jawab BNP2TKI. Sebelumnya seluruh kegiatan operasional di bidang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri dilaksanakan oleh Ditjen Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri (PPTKLN) Depnakertrans.

Syarat menjadi sesorang buruh migrant atau TKI yang mendapat asuransi dan perlindungan hukum yang layak atau legal.
Menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) untuk mengadu nasib di negri orang memang rentan terhadap tindak kriminal, kekerasan dan sebagainya. Maka di setiap TKI yang berada di luar negeri perlu kewaspadaan tinggi dengan berbekal skill dan pengetahuan yang memadai sehingga perlindungan diri dan keamanan dapat dicapai. Ada tahapan yang harus diketahui, manakala seseorang ingin bekerja ke luar negeri yang legal, antara lain :
1.  Harus memahami prosedur bekerja keluar negeri yang dapt diperoleh di dinas atau kantor yang membidangi ketenagakerjaan setempat. Informasi yang perlu diketahui tentunya berkaitan dengan penempatan TKI ke luar negeri seperti : jenis, jabatan atau pekerjaan, negara tujuan, gaji/upah, biaya penempatan, syarat, tata caranya, PPTKIS resmi yang memiliki job order, dan lain-lain, semakin lengkap informasi, semakin baik.
2.   Melengkapi persyaratan administrasi sebagaimana tertuang di Pasal 51 UU 39 tahun 2004 antara lain seperti KTP, Kartu Keluarga, Surat Ijin Orang Tua/wali/suami/istri, Surat Keterangan status perkawinan, akte kelahiran/surat kenal lahir, ijazah, pendidikan terakhir, surat keterangan sehat, Kartu AK-1, sertifikat keterampilan dan kahlian bila memiliki. Ada baiknya Calon TKI juga mengetahui dokumen keberangkatan keluar negeri, seperti perjanjian penempatan, paspor dan visa kerja, tiket perjalanan, perjanjian kerja, rekening bank, KTKLN, kartu kepersertaan asuransi, rekomendasi bebas fiskal luar negeri.
3. Mendaftar ke Dinas Ketenagakerjaan setempat/PPTKIS resmi, dengan membawa persyaratan administrasi yang sudah ditentukan. Tata cara yang harus ditempuh oleh Calon TKI untuk bekerja di luar negeri sebagai berikut :
     a.  Calon TKI mengikuti penyuluhan tentang kerja di luar negeri, mendaftar dan menyerahkan persyaratan administrasi, dan kesehatan yang dilakukan oleh dinas ketenagakerjaan bersama dengan PPTKIS.
    b. Mengikuti pelatihan teknis/keterampilan dan bahasa negara tujuan penempatan yang disiapkan oleh PPTKIS sesuai waktu/jam yang sudah ditentukan. Sekaligus pelaksanaan uji kompetensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) melalu lembaga Sertifikasi sesuai bidangnya. Selanjutnya PPTKIS membantu calon TKI untuk mengurus dokumen yang diperlukan yaitu paspor dan visa kerja, rekening bank, kartu peserta asuransi, tiket perjalanan, rekomendasi bebas fiskal luar negeri dan Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri (KTKLN).
   c. Calon TKI menandatangani perjanjian kerja dan mengikuti pembekalan akhir pemberangkatan (PAP). Untuk memantapkan keinginan dan tekad calon TKI ke luar negeri. Pembekalan itu mencakup tentang pembinaan mental kerohanian, situasi dan kondisi kerja, budaya, adat-istiadat, dan hukum negara setempat, hak dan kewajiban, cara mengatasi permasalahan, tata cara perjalanan dan kepulangan, program tabungan dan pengiriman uang, penjelasan kelengkapan dokumen yang harus dibawa oleh TKI dan lain-lain yang terkait dengan perlindungan TKI.
      d.  Calon TKI diberangkatkan ke negara tujuan penempatan dengan pesawat terbang.

Permasalahan yang terjadi pada TKI
       Ada beberapa penyebab terjadinya ketidak amanan yang diderita oleh para TKI, khususnya para Pembantu Rumah Tangga (PRT), yaitu:
a.       Tingkat pendidikan TKI di luar negeri untuk sektor PRT yang rendah
         Kondisi ini kurang memberikan daya tawar (bargaining position) yang tinggi terhadap majikan di luar negeri yang akan mempekerjakannya. Keterbatasan pengetahuan tersebut meliputi tata kerja dan budaya masyarakat setempat.
      Tingkat pendidikan juga berpengaruh terhadap penguasaan bahasa, akses informasi teknologi dan budaya tempat TKI bekerja. Sebagai TKI, bukan hanya bermodal skill atau keahlian teknis semata tetapi juga pemahaman terhadap budaya masyarakat tempat mereka bekerja. Karena kualitas tenaga kerja dan pendidikan selalu memiliki keterkaitan. Sinergisme tersebut bagi TKI, khususnya yang bekerja di luar negeri masih kurang. Hal ini terbukti dari hasil survey yang dilakukan oleh  The Political and Economic Risk Consultancy yang memosisikan kualitas pendidikan Indonesia berada pada peringkat ke-12 setelah Vietnam dengan skor 6.56.
b.     Perilaku pengguna tenaga kerja yang kurang menghargai dan menghormati hak-hak pekerjanya
          Karakter keluarga atau majikan yang keras acapkali menjadi sebab terjadinya kasus kekerasan. Hal ini terjadi karena perbedaan budaya, ritme atau suasana kerja yang ada di negara tempat TKI bekerja. Posisi TKI  yang sangat lemah, tidak memiliki keahlian yang memadai, sehingga mereka hanya bekerja dan dibayar.
c.     Regulasi atau peraturan pemerintah yang kurang berpihak pada TKI di luar negeri, khususnya sektor PRT
           Hukum yang berlaku di daerah tujuan penenmpatan TKI yang kurang memberikan perlindungan. Hal ini sudah jelas terlihat dengan maraknya kasus penganiayaan yang terjadi terutama pada PRT. Ketika terjadi masalah para TKI harus mengadu dulu pada duta besar negara Indonesia atau ketika sudah disorot oleh media baru ada respon untuk melindungi hak mereka.

Peran pemerintah dalam melindungi Tenaga Kerja Indonesia
           Mengesampingkan berbagai kasus mengenai penganiayaan atas TKI yang sudah terjadi. Di Indonesia telah disusun dalam bentuk undang-undang yang memuat regulasi penempatan TKI. Sudah terdapat ketentuan yang jelas, meskipun fakta dilapangan masih terdapat berbagai pelanggaran. Adapun dilakukannya penempatan TKI keluar negeri merupakan upaya dalam menanggulangi minimnya lapangan kerja di Indonesia. Tujuan dari program tersebut adalah :
1.      Upaya penanggulangan masalah pengangguran.
2. Melakukan pembinaan, perlindungan dan memberikan berbagai kemudahan kepada TKI dan     Perusahaan Jasa Penempatan Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI).
3.      Peningkatan kesejahteraan keluarganya melalui gaji yang diterima atau remitansi.
4.      Meningkatkan keterampilan TKI karena mempunyai pengalaman kerja di luar negeri.
5.   Bagi Negara, manfaat yang diterima adalah berupa peningkatan penerimaan devisa, karena para TKI yang bekerja tentu memperoleh imbalan dalam bentuk valuta asing.
           
DAFTAR PUSTAKA :

Minggu, 17 November 2013

GENG MOTOR



Tema : Pemuda dan Sosialisasi          

     Pengertian geng motor adalah sekumpulan pemuda memiliki hobi bersepeda motor yang membuat kegiatan berkendara sepeda motor secara bersama sama baik tujuan konvoi maupun touring dengan sepeda motor. pengertian geng motor ini sebenarnya berawal dari sebuah kecenderungan hobi yang sama dari beberapa orang, namun belakangan geng motor semakin meresahkan masyarakat.
    Pengertian geng motor memang melekat dengan kekerasan, hal ini karena beberapa geng motor belakangan telah berubah dari kumpulan hobi mengendarai motor menjadi hobi menganiaya orang, hingga hobi melakukan aksi perampokan. Geng motor awalnya berkembang di kota bandung, namun sekarang geng motor bisa kita temukan hampir di setiap kota seperti Jakarta, Surabaya, Medan bahkan merembet ke kota-kota kecil seperti kediri, malang, siantar dan sebagainya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2001), geng berarti sebuah kelompok atau gerombolan remaja yang dilatarbelakangi oleh persamaan latar sosial, sekolah, daerah, dan sebagainya. Pelakunya dikenal dengan sebutan gengster. Sebuah kata yang berasal dari bahasa Inggris, gangster. Gangster atau bandit berarti suatu anggota dalam sebuah kelompok kriminal (gerombolan) yang terorganisir dan memiliki kebiasaan urakan dan anti-aturan (Wikipedia Dictionary). Dan geng motor sendiri dilandasi oleh aktivitas kesenangan di atas motor. Umumnya keberadaan mereka ada di setiap kota besar dan perilakunya telah menjadi penyakit sosial yang akut. 

Factor penyebab munculnya sebuah geng motor
        Pertama, faktor pendorong yaitu psikologi anak-anak muda yang senang bergerombol, dan membentuk geng karena memiliki kesamaan hobi.
       Kedua faktor penarik, dimana ruang atau kanal untuk menyalurkan hobi atau aktivitas anak-anak muda tersumbat. Sehingga, yang muncul adalah kegiatan yang destruktif, dan kontraproduktif dengan perkembangan psikologi remaja," jelasnya kepada Sindonews, Minggu (19/5/2013).  
       Ketiga, lanjut dia, adalah vakumnya hukum atau lambannya respon dari aparat  Kepolisian. Menurutnya, kemunculan geng motor tidak secara tiba-tiba. Namun, butuh waktu panjang untuk berproses, berkonsolidasi untuk menjadi sebuah kelompok yang eksis.

Dampak dari geng motor

Dampak Positif geng motor terhadapa para pelajar. 
  •  Bisa tolong menolong kalau ada apa kepada kita
  •  Bisa tukaran pikiran
  •  menghilakan rasa bosan
       Dampak positif geng motor terhadap pelajar  adalah karena ingin memperbanyak teman  tongkrongan  untuk seru-seruan dan dapat  berbagi pengalaman khususnya dalam bidang otomotif , sehingga dengan banyak teman senantiasa rasa jenuh terhadap banyaknya persoalan internal yang sedang di alami dan yang paling penting  adalah bila terjadi suatu pertikaian dengan  remaja lain yang bukan dari geng tersebut  semua anggota wajib membantu  yang bertikai  dan menjadikan masalah tersebut menjadi masalah bersama, sehingga beban masalah itu tidak di hadapi  sendiri melainkan di hadapi secara bersama- sama.

Dampak negatif geng motor terhadap para pelajar 
  •  Bisa kecelakan kepada orang lain
  •  Bisa menimbulkan tindakan kriminalitas
-           Dampak Negatif yang ditimbulkan adalah menimbulkan tindakan kekerasan jika mereka tidak dapat mengontrol emosi dalam suatu masalah, bahkan diantara mereka ada yang merasa paling hebat apabila mereka menyelesaikan suatu masalah dan tidak memilik rasa kerja sama sehingga menimbulkan kesenjangan sosial antara geng motor itu sendiri. Selain itu, dampak negatifnya adalah apabila ada suatu masalah di geng motor tersebut,  akan membuat lalu lintas terganggu, dan juga dapat menimbulkan keresahan masyarakat apabila geng motor tersebut melakukan tindakan-tindakan yang bersifat negatif.

Solusi pencegahan geng motor
     Lalu siapakah yang paling bertanggunjawab untuk membendung perilaku negatif geng motor? dan bagaimakah cara mengatasinya .Berdasarkan pandangan sosiologi, perilaku akan diidentifikasi sebagai masalah sosial apabila ia tidak berhasil dalam melewati belajar sosial (sosialisasi). Perilaku menyimpang harus dilihat sebagai hasil interaksi dari transaksi yang tidak benar antara seseorang dengan lingkungan sosialnya. Dengan demikian, perilaku menyimpang seorang remaja harus dirunut dari bagaimana orang tua mempersiapkan memberi bekal dalam usia dini agar seorang anak siap bersosialisasi dengan lingkungan yang lebih luas.
        Keluarga merupakan institusi pertama yang seharusnya memberikan pendidikan terkait dengan nilai-nilai sosial, budaya dan agama yang kuat. Kalau orang tua, tidak cukup waktu untuk memberikan bekal nilai-nilai agama misalnya, orangtua bisa bekerjasama dengan tokoh ulama atau ustadz untuk secara teknis memberikan pendidikannya.
      Kerjasama orang tua dengan pihak sekolah sangat diperlukan, untuk memberikan atau mengisi waktu luang anak seusai jam pelajaran. Menurut Cohen dan Felson (dalam Junger, 1990) mengemukakan dalam opportunity theory bahwa, Jika anda memberikan kesempatan kepada remaja untuk melakukan pelanggaran sebagian besar dari mereka pasti akan melakukannya. Oleh karena itu, sudah seharusnya pihak orang tua bekerjasama dengan pihak sekolah untuk memberikan kegiatan di luar sekolah dengan porsi yang tepat. Demikian juga pendampingan dari pihak penegak hukum, remaja jangan diberi kesempatan untuk melakukan pelanggaran, kalau geng motor telah melakukan tindakan kriminal atau melanggar hukum, hal tersebut harus diberi sanksi, dimana penyelesaiannya sesuai dengan undang-undang dan hukum yang berlaku sama dengan perbuatan melanggar hukum bila dilakukan orang dewasa dan tentu saja memperhatikan HAM anak dan undang-undang yang berlaku.
       Peran pemerintah sangat penting di dalam keterlibatan proses perkembangan komunitas remaja dengan memperbaiki ruang sosial dan fisiknya. Belajar pada kota Columbia-AS misalnya, sebagaimana yang dijelaskan oleh Donald C. Klein (2005) bahwa kota tersebut mewujudkan program-program perbaikan ruang sosial dan fisik bagi komunita remaja yang bertujuan untuk meminimalisir lahirnya konflik yang dilakukan oleh komunita tersebut, terutama komunita remaja ras kulit hitam.
      Program-programnya tersebut antara lain, pertama, penyediaan kesempatan belajar bekerja di tempat-tempat yang membangun seperti menjadi penjaga perpustakaan, pramuniaga, pelayan, atau bidang kerja paruh waktu yang tidak boleh diisi oleh orang dewasa yang berpendidikan tinggi. Kedua, menggerakkan komunita remaja menjadi pekerja-pekerja sosial di luar waktu sekolahnya. Ketiga, membangun fasilitas-fasilitas fisik dan program rekreasi seperti sarana olah raga, seni, ruang baca, dan lainnya di setiap wilayah yang disinyalir populasi komunita remajanya besar, beserta dengan program kegiatan keremajaannya yang rutin.
     Tentunya apapun bentuk program pengembangan ruang sosial dan fisik bagi komunita remaja, yang terpenting adalah bagaimana mampu menciptakan kondisi komunita remaja yang bersahabat dan merasa banyak hal yang dapat dilakukan untuk lingkungan sosialnya. Sehingga remaja merasakan bahwa komunitanya merupakan lingkungan sosial yang positif dengan dasar pertemanan.